FATWA ULAMA JOMBANG DALAM BERBAGAI IBADAH/AMALAN
"Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasulnya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya niscaya Allah memasukannya ke dalam api neraka sedang ia
kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. " ( QS.an-Nisa :14 )
Pembaca yang budiman.
Dalam terbitan dakwah kali ini sccara khusus kami akan menyampikan Fatwa Ulana NU Jombang, yang kami terima dari seorang bernama : M.Abdul Mulholib.
Beliau scbagai umat meminta agar Fatwa ini disebarkan melalui mimbar dakwah agar diketahui oleh umat Islam secara luas karena menurut beliau isi Fatwa
ini sangat baik dan mudah dimengerti, simple dan apa yang terdapat dalam fatwa itu mcrupakan hal yang banyak diperdebatkan di kalangan umat Islam,
karena Fatwa ini akan mengurangi perbedaan yang sering timbul di kalangan umat Islam dalam hal beribadah atau beramal.
Pembaca budiman.
Sebagai tambahan dari redaksi bahwa kalau ada perbedaan dalam hal ibadah, Al-Qur'an memberikan jalan keluar yang wajib kita taati. Hal ini terdapat
dalam sural an-Nisa : 59
" Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rusul-Nya dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kanm berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah ( Al-Qur'an ) dan Rasul ( Sunnahnya ) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu adalah lebih utama (bagimu ) Dan lebih baik akibatnya". ( QS.An-Nisa : 59 )
Bila terjadi perbedaan diantara kamu, supaya kamu tidak saling menyalahkan, maka kembalikan kepada Al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Surat ini merupakan
surat yang berfungsi untuk menyelesaikan perbedaan dikalangan umat Islam, bila terjadi khilafiah. Misalnya ada sebagian Masjid, bila selesai Sholat,
ada imam yang wirid berdo'a dengan suara keras, diaminkan oleh jama'ah, amalan ini menimbulkan perbedaan, karena di Masjid lain, ada imam yang selesai
sholat sama sekali tidak wirid dan tidak berdo'a dengan suara keras, (keras yang dimaksud, terdengar oleh makmum) untuk menyelesaikan perbedaan itu,
buka Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, ada tidak Syari'atnya dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Kalau ada maka ikuti ayat dan sunah Rasul terscbut, sebaliknya
kalau tidak ada Syari'at nya, maka tinggalkan. Syari'at tentang berdo'a adalah
"Berdo'alah kepada Rabmu (dengan berrendah/diri dan suara yang lembut Sesungguhnya Allah tidak menyukai orahg-orang yang melampaui batas."(QS.al~
Araf: 55)
Demikian pula masih sering terjadi perbedaan tentang do'a Qunut. Ada kelompok Qunut dan ada kelompok non Qunut, maka buka: Al-Qur'an dan Hadits. Bila
ada, turuti Qunut itu, namun bila tidak ada, kita harus jujur dan lapang dada bahwa Qunut itu tidak ada dalam ayat atau hadits dalam sholat subuh dan
witir. Bila tidak ada tinggalkan, itu tanda orang yang beriman kepada Alloh. Pembaca yang mulia, Dibawah ini kami kutip berbagai Fatwa tersebut.
BEBERAPA FATWA ULAMA NU JOMBANG
Bisinillahiirohmanirrohim.
Kami ulama dari Nahdatul Ulama di Jombang, Jawa Timur setelah bermusyawarah dalam masalah peribadatan umat Islam, yang selama ini dianggap sebagai
ibadah, amalan yang TIDAK SESUAI dengan syari'at Islam, setelah mengkaji ulang beberapa kali dan mengkaji ulang hadits -hadits, pendapat para imam,
telah mengambil keputusan untuk menghimbau, sekali lagi sifatnya MENGHlMBAU kepada kaum muslimin di seluruh Indonesia khususnya kaum Nahdiyin, agar
merubah secara berlahap amalan yang selama ini kurang sesuai dengan syari'at Islam, agar mengikuti Fatwa kami sebagai berikut:
DALAM HAL SHOLAT
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Agar meninggalkan kebiasaan membaca Usholli dengan suara keras, karena niat itu pekerjaan hati, cukup dalam hati saja.
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Ba'da Sholat, imam tidak perlu untuk membaca wirid, zikir dengan bersuara, cukup dalam hati, dan ba'da sholat tidak perlu memimpin DO'A BERSAMA dengan jamaah. Imam dan jama'ah berdo'a lah sendiri-sendiri dalam hati.
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Jama'ah ba'da sholat, tidak perlu bersalaman.
<![if !supportLists]>4. <![endif]>Dalam sholat subuh imam tidak perlu membaca do'a qunut, kecuali kalau ada sesuatu bahaya terhadap kehidupan umat islam secara keseluruhan.
<![if !supportLists]>5. <![endif]>Do'a Qunut boleh dibaca disetiap solat, bila ada keperluan yang bersifat darurat, tidak hanya dalam shalat subuh
<![if !supportLists]>6. <![endif]>Sholat Rowatib / Sholat Sunah /Qobliyah / Sholat Sunnat Ba'diyah adalah sebagai berikut : Qobla subuh dan ba'da dhuhur,sholat Ashar tidak ada Rowatib, Sholat dan maghrib dan Ba'da sholat Isya.
DALAM SHOLAT JUM'AT
<![if !supportLists]>1 <![endif]>sebelum khotib naik mimbar tidak ada aza'n dan tidak ada Qobla Jum'at.
<![if !supportLists]>2 <![endif]>Ketika Khotib duduk di antara dua khutbah, tidak ada bacaan Shalawat.
<![if !supportLists]>3 <![endif]>Ba'da sholat Jum'at, imam tidak mempunyai kewajiban unluk memimpin do'a untuk ma'mum dengan suara keras. Silahkan imam dan jama'ah berzikir, wirid dan do'a masing-Masing.
<![if !supportLists]>4 <![endif]>Dalam sholat Jum'at , tongkat yang selama ini dipakai oleh Khotib bukan merupakan sarana ibadah. hanya kebiasaan dari Kholilah Utsman, sekarang dapat ditinggalkan
<![if !supportLists]>5 <![endif]>Sebelum Khotib naik mimbar,tidak perlu pakai pengantar dan tidak perlu membaca hadits Nabi Muhammad SAW tentang jangan berkata-kata ketika Khotib sedang Khutbah tapi sampaikanlah bersamaan dengan laporan petugas masjid tentang laporan keuangan. Petugas, Khotib dan Imam dalam hal ini sebagai perangkat laporan administrasi masjid bukan proses ibadah dalam sholat jum'at
DALAM SHOLAT TARAWIH /WITIR/TAHAJUD
1. Dalam bulan Ramadhan diwajibkan shaum dan di malam hari disunnatkan sholat Tarawih,witir Yang selama ini masih ada yang berbeda pendapat karena itu perlu dikeluarkan himbauan ini.
2.sholat tarawih dilakukan Nabi Muhammad SAW, sebanyak 8 Dapat diilakukan dengan cara 4-4-3. membaca shalawat Nabi bersahut-iolat Tasbih, Sholat Nisfu Sya'ban,|njtang kedua sholat tersebut ternyata (liiaclits maudhu (palsu) karena terputus ifrnah dilakukan oleh Nabi Muhammad.'than tidak peiiu ada do a Qunut.
2. Sholat Tarawih dilakukan oli raka'at dan 3 raka'at witir.
3. Tidak disunnatkan membaca d^i;]bersama-sama antara raka'at.
4. Tidak dibenarkan antar jamaah sahutan.
5. Sebelum Ramadhan tidak perlu, Sedekah Ruah. Karena hadishDhoif, lemah dan berbau pad perawinya dan sholat ini tidak SAW, juga 4 sahabat.
6. Pada Sholat Witir di bulan Ramadan tidak perlu doa qunut,
DALAM UPACARA TA'ZIAH.
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Keluarga yang mendapat musibah kematian wajib bagi umat islam untuk ta'ziah selama tiga hari berturut-turut
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Kebiasaan selama ini yang masih melakukan hari ke-7, hari ke-40 dan hari ke-100 supaya ditinggalkan karena ini tidak ada contoh dari Nabi Muhammad SAW dan tidak ada tuntunannya. Upacara itu berasal dari ajaran agama Hindu dan menjadi upacara dari kerajaan Hyang dari daratan Tiongkok yang dibawa oleh orang Hindu ke tanah melayu tempo dulu.
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Dalam t'ziah upayakan tidak ada makan-makan, cukup air putih sekedar obat dahaga.
<![if !supportLists]>4. <![endif]>Acara dalam Ta'ziah baca surat Al-Baqoroh ayat : 152 sampai 160, kemudian adakan tabligh yang mengandung isi kesabaran dalam menerima musibah, tutup dengan Do'a untuk sang almarhum, tinggalkan kebiasaan membaca surat Yasin bersama-sama, Tahlil dan kirim fadhilah. Semua itu ternyata hukumnya bid'ah.
DALAM CARA PENGUBURAN
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Tinggalkan kebiasaan dalam sholat Jenazah dengan mengajak jama'ah untuk mengucapkan kalimat bahwa "Jenajah ini orang baik-baik, khoir-khoir." Hal ini tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan tidak ada hadits sebagai pembimbing
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Tinggalkan kebiasaan ketika mengangkat jenajah turun naik tiga kali, sambil dibacakan Al-fatihah.
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Tinggalkan kebiasaan selama ini adanya bimbingan kepada mayat yang sudah dalam kubur, yang disebut dengan TALQIN.
<![if !supportLists]>4. <![endif]>Tinggalkan kebiasaan membangun kuburan dengan bangunan yang mewah.
<![if !supportLists]>5. <![endif]>Tinggalkan kebiasaan selama ini membaca kitab suci Al-Qur'an (sural Yasin) di atas kuburan, kalau jiarah ke kuburan bersihkan kemudian berdoa.
Demikian beberapa Fatwa yang kami simpulkan karena masalah yang kami kemukakan di atas sangat banyak dipertanyakan dari berbagai dan terutama dari
keluarga besar Nahdiyin. Fatwa ini datang dari berbagai ulama NU yang berkumpul di Jombang dalam suatu pengajian, sehingga olch K.H.Mustfa Djalil
dikumpulkan beberapa ulama unluk membahas berbagai masalah sehari-hari masih menjadi sengketa bagi kalangan umat Islam, khususnya kalangan Nahdiyin
unluk menjadi pegangan sehingga dapat diadakan bahan pertimbangan dari jangan melakukan perubahan dengan cara yang kurang bijaksana, khawatir akan
menimbulkan gejolak. Lakukanlah sosialisasi Falwa ini dengan diskusi, dengan jiwa kebersamaan untuk menuju kepada ibadah dan ber amalan yang benar
menurut Syar'at Islam. kepada saudara-sandara yang menerima Fatwa ini, agar memperbanyak Fatwa ini dan disampaikan secara beranting ke semua Umat islam
agar segera tersosialisasi dengan cepat)
Semoga Alloh SWT menuntun kila kejalan yang lurus.
Jombang, I Ramadhan 1423H
1. K.H. Mustafa Jalil
2. K.H. Abdullah Siddiq
3. K.H. Mahfudz Siddiq
4. K.H. Abdullah Hasyim
5. K.H. Hasyim Basdan
6. K.H. A.Ridwan Hambal
7. K.H. Faturachman Sujono
8. K.H. Cholil A.isyor
9. K.H. Tantowi Djauhari
Notulis Petemuan : Drs. M.H. Sungkono.
Dikutip sesuai aslinya dari Bulletin Mimbar Dakwah
"/>
